Jumat, 15 Oktober 2010

Humor (part1)

Banyak Jalan Menuju Roma

Seorang pria memotong rambut sebelum melakukan perjalanan ke Roma. Dia menuturkan rencana perjalannya ke tukang cukur yang menjawab, "Mengapa Roma? Orang tidak ingin pergi ke sana karena padat, kotor, dan penuh orang Italia? Kau gila untuk pergi ke Roma! Jadi, bagaimana Anda menuju ke sana?"

"Kami naik Garuda," adalah jawabannya. "Kami memperoleh tiket murah!"

"Garuda?" seru si tukang cukur. "Itu maskapai mengerikan, pesawat mereka sudah tua, pramugari mereka kasar, dan mereka selalu terlambat. Jadi, di mana kau tinggal di Roma?"

"Kami akan berada Hotel Internasional Marriott di pusat kota."

"Itu adalah hotel yang terburuk di kota itu. Kamar kecil, layanan yang masam dan mahal. Jadi, apa yang ingin Anda lakukan ketika sampai di sana?"

"Saya akan pergi untuk melihat Vatikan dan saya berharap dapat melihat Bapa Paus."

"Luar biasa," si tukang cukur sambil tertawa, "Kau dan satu juta orang yang lain mencoba untuk melihat dia. Dia akan melihat Anda seperti seukuran semut. Semoga sukses pada perjalanan payahmu."

Sebulan kemudian, pria itu datang lagi untuk potong rambut seperti biasanya. Tukang cukur bertanya kepadanya tentang kunjungannya ke Roma,

"Menyenangkan," jelas orang itu, "Saya berangkat tepat waktu dengan pesawat terbaru Garuda, tapi karena ada kelebihan booking saya dipindah ke kelas bisnis tanpa tambahan biaya dengan sajian makanan dan anggur yang lezat. Dan ada pramugari 28 tahun yang setia melayani saya. Dan hotel tempat kami menginap sungguh besar, mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan renovasi senilai $ 25 juta dan sekarang ini menjadi hotel terbaik di kota. Mereka juga ada kelebihan booking, sehingga mereka meminta maaf dan memberi kami presidential suite tanpa biaya tambahan!"

"Yah," gumam si tukang cukur, "Aku tahu kau tidak bisa melihat Paus."

"Sebenarnya, saya cukup beruntung, ketika saya dan rombongan berkeliling Vatikan, seorang Garda Swiss menepuk bahu saya dan menjelaskan bahwa Paus secara pribadi ingin menemui beberapa pengunjung, dan beruntungnya aku untuk masuk ke kamar pribadinya dan menunggu. Benar saja, lima menit kemudian Paus berjalan melewati pintu dan menjabat tangan saya dan dia bicara padaku..."

"Benarkah?" tanya si tukang cukur, "Apa yang dia katakan?"

"Dia berkata, 'Dari mana Anda mendapatkan potongan rambut seburuk ini?'"
Sent by: e-ketawa on Oct 13th, 2010 | Rate it and send to friend

Menghitung Jumlah Domba dengan Cepat

Aktuaris dan petani yang bepergian dengan kereta api. Ketika mereka melewati kawanan domba di padang rumput, aktuaris itu berkata, "Ada 1.248 domba di luar sana."

Petani itu menjawab, "Hebat sekali! Secara kebetulan, aku kenal pemiliknya. Dan angka tersebut mutlak benar. Bagaimana kau menghitungnya begitu cepat?"

Aktuaris itu menjawab, "Mudah, saya hanya menghitung jumlah kaki domba itu lalu dibagi empat..."
Sent by: e-ketawa on Oct 9th, 2010 | Rate it and send to friend

Menjatuhkan Diri untuk Mencegah Serangan Jantung

Seorang aktuaris berjalan menyusuri koridor ketika dia merasakan nyeri di dadanya. Ia segera berlari ke tangga dan melemparkan dirinya ke bawah. Temannya, mengunjungi dia di rumah sakit, bertanya mengapa ia melakukan itu.

Aktuaris menjawab, "Kemungkinan terkena serangan jantung bersamaan dengan jatuh dari tangga jauh lebih rendah daripada kemungkinan terkena serangan jantung saja."
Sent by: e-ketawa on Oct 9th, 2010 | Rate it and send to friend

Nilai Premi Asuransi Perlindungan Kendaraan oleh Aktuaris

Seorang aktuaris menentukan harga premi asuransi mobil dengan perlindungan "Kebakaran dan Pencurian" dengan harga premi yang sangat rendah.

Ketika ditanya mengapa begitu murah, katanya, "Siapa yang akan mencuri sebuah mobil yang terbakar?"
Sent by: e-ketawa on Oct 9th, 2010 | Rate it and send to friend

Asuransi Kebakaran untuk Kaki Kayu

Seorang pria dengan kaki kayu ingin membeli asuransi kebakaran untuk kakinya. Aktuaris pertama mengutip premi tahunan sebesar $500, memperkirakan bahwa kaki akan terbakar sekali dalam 20 tahun dan nilai kaki adalah $10.000.

Aktuaris kedua mengutip premi tahunan sebesar $50. Ketika aktuaris kedua ditanya bagaimana dia tiba di harga premi yang kecil, ia menjawab, "Aku punya datanya di tabel rating kebakaran. Objek yang diasuransikan merupakan struktur kayu yang memiliki 'sistem penyiraman' di atasnya, kan?"
Sent by: e-ketawa on Oct 9th, 2010 | Rate it and send to friend
 

Lebih Cepat Lebih Baik

Ini peristiwa yang terjadi di Airport Minangkabau- Padang diwaktu kami (bertiga dengan teman) balik dari Padang ke Jakarta pada musim kampanye yang lalu.

Setelah check in dan bayar airport tax, kami ikut antri untuk pemeriksaan airport tax. Diurutan paling depan adalah keluarga menteri ( yang kukenal Bpk FI dan mantunya) dengan seragam Jk-Wiranto,kami tepat dibelakang mereka dan sekitar 15 orang di belakng kami.

Sesaat sebelum kami dapat giliran pemeriksaan airpot tax, datanglah serombongan calon penumpang dengan seragam yang sama menyelonong ke depan tanpa peduli pada antrian yang ada.

Kami tidak terima dan serentak kami berteriakan " lebih cepat lebih baik!". Tanpa rasa salah, sambil mengepal tangan ke atas dengan penuh semangat mereka menyahut dengan teriakan yang sama; "lebih cepat lebih baik!".

Dengan tidak kalah semangatpun kami serentak menjawab " lebih cepat lebih baik, tidak perlu antri!!"

Rombongan tersebut diam tertunduk malu. Mereka memang lebih cepat sampai di Jakarta karena di pesawat, kursi mereka paling depan.
 

Salah Pakai Motor

Pagi ini gue buru-buru untuk sampai dikampus..,karena sudah janji ngumpul sama teman-teman jam 7.

Karena hari ini ada pameran di Istora Senayan,dan kami ada salah satu peserta untuk mengisi acara tersebut.

Sampai dikampus yang lain sudah pada datang.

Enda : "Rom,kita belum beli air ni buat disana..,"
Gue : "Ya udah beli A*UA gelas aja satu dus.."
Enda : "Tapi lu yang beli yap..."
Gue : "Iya..iya..iya...sini kunci motor lu...masak gue bawa A*ua satu dus..

Tanpa pikir panjang gue langsung menuju ke parkiran motor dibelakang kampus. Gue ingat ciri-ciri motor nya Si Enda, yaitu peleg bintang warna putih,Supra X tanpa kap disamping kiri dan kanannya.

Kunci motor di colok kekontak dan distarter....brummm....brummmm..brummm.... Motor pun nyala...langsung gue menuju kedepan.

Gue : "Nda, Helm lu baru nih..,Full Face nih..,,(belum selesai Enda jawab guedah nanya lagi) "Tapi ni gimana buka Jok nya nih..,,lu kok taruh jaket dijepit di Jok sih..,"

Enda : "Eh...Rom Ni mah bukan motor gue..,motor gue tuh didepan...(Enda menunjuk ke depan kampus)

Gue melihat ke arah depan dan benar motor Enda yang sering gue pakai ada disana motornya sama persis.
Gue : "Lah ni motor sapa nih..,,gue kira motor lu."
Enda : "Mana gue tau..hmmm hmmmm..kok kunci nya masuk yap...?? wah berbakat lu jadi Curanmor."
Gue : "Ah sial lu....,lu kagak ngomong sih taruh motor di depan...gue kira motor lu di Parkiran."

Anak-anak pada ngetawain gue. pakai ngakak lagi... Gue langsung pulangin tu motor dan liat kiri kanan,takut yang punya liat..,kok gue bisa bawa motor nya dia..
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar