Minggu, 10 Januari 2016

Analisis Prospektif



Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif meliputi peramalan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Analisis prospektif merupakan inti dari penilaian efek  Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan dan berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan. Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis pula apakah rencana strategis kini akan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan akhirnya, analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
Analisis prospektif adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam sistem ahli yang dapat menggabungkan pembuat keputusan dalam rangka menyusun kembali beberapa perencanaan dengan pendekatan yang berbeda. Masing-masing solusi yang dihasilkan berasal dari pendekatan yang direncanakan dan bukan dari suatu rumusan yang bisa masing-masing kasus (Munchen, 1991 dalam Bourgeois, 2002).

Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois (2002), yaitu; 1) menerangkan tujuan studi; 2) melakukan identifikasi kriteria; 3) mendiskusikan kriteria yang telah ditentukan; 4) analisis pengaruh antar kriteria; 5) merumuskan kondisi faktor; 6) membangun dan memilih skenario dan 7) implikasi skenario.
Dalam metode prospektif, menentukan elemen kunci masa depan dilakukan dengan tahapan yaitu; 1) mencatat seluruh elemen penting; 2) mengidentifikasi keterkaitan; 3) membuat tabel yang menggambarkan keterkaitan; dan 4) memilih elemen kunci masa depan.
Metode ini didasarkan pada suatu penggandaan matriks bujur sangkar (matriks dengan jumlah baris dan kolom yang sama) yang berpangkat satu dalam beberapa tahapan interasi untuk menyusun hirarki variabel-variabelnya. Analisis variabel sistem dilakukan berdasarkan klasifikasi langsung dimana hubungan antar variabel diperoleh secara langsung dari hasil identifikasi para pakar dan stakeholders.
Variabel-variabel dibedakan atas variabel pengaruh dan variabel ketergantungan serta memperhitungkan jarak dan umpan balik dari setiap variabel terhadap variabel lainnya. Identifikasi hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan data kategori skala berjenjang yang menunjukkan intensitas hubungan.

A.   Proses Proyeksi
Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun yang lalu.
Perlu diketahui bahwa laporan keuangan yang masih dalam bentuk perencanaan maka didalam laporan keuangan tersebut harus dicantumkan kata “proforma” yang mempunyai arti bahwa laporan keuangan menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan yang belum dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk proyeksi/perencanaan mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan datang.
Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti dengan laporan posisi keuangan  (neraca) dan laporan arus kas.

1.     Proyeksi Laporan Laba Rugi
Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan, misalnya dengan menggunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan. Analisis lebih rinci juga bisa melibatkan informasi eksternal seperti tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan, peta persaingan, dan bauran toko baru dan toko lama.
Setelah penjualan diproyeksi, margin laba kotor diproyeksi beradasarkan tren historis, kekuatan ekonomi dan tingkat kompetisi pasar. Biaya penjualan, umum dan administrasi biasanya diasumsikan tetap konstan (tiak bergantung dari penjualan), sedangkan biaya tenaga kerja (gaji) serta biaya iklan memerlukan estimasi lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksi secara terpisah. Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aset yang dapat disusutkan. Untuk itu beban penyusutan harus dihitung berdasarkan persentase penyusutan dikalikan saldo akhir aset di tahun sebelumnya (ditambah pengeluaran modal untuk membeli aset baru apabila ada). Demikian pula halnya dengan beban bunga yang dihitung berdasrkan persentase suku bunga dikalikan dengan utang pada awal periode (saldo akhir utang berbunga pada periode sebelumnya).
Contoh :
LANGKAH I
PT. X
Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember 2012

2011
2012
(Proforma)
Penjualan Bersih
34.450.288.560
48.230.403.984
(naik 40% dr Penjualan bersih 2011)
HPP
27.498.976.340
38.498.566.876
(naik 40% dr Penjualan bersih 2011)
Laba Kotor
6.951.312.220
9.731.837.108

Biaya Operasional
4.539.792.012
4.823.040.398(dibulatkan)
(naik 10% dr Penjualan bersih 2012)
EBIT
2.411.520.208
4.908.796.710

Biaya Bunga
(6.151.110)
964.608.080(Dibulatkan)
(naik 2% dr Penjualan bersih 2012)
EBT
2.405.369.098
3.944.188.630

Pajak 20%
(481.073.820)
788.837.726

Laba Bersih
1.924.295.278
3.155.350.904

Note : Proyeksi menggunakan Persentase Penjualan
Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan pendapatan terbesar dr perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya penjualan akan mengalami kenaikan penjualan setiap tahun karena dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi yang mempengaruhi harga bahan  baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.
Kelemahan Persentase Penjualan
Berdasarkan data yang  diperoleh bahwa proyeksi Laporan keuangan dengan metode penjualan adalah kurang akuransinya angka hasil proyeksi. Hal ini terjadi akibat digunakannya rasio historis antara penjualan dan HPP, biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio ini akan menimbulkan kesan bahwa semua kompunen biaya adalah biaya variable atau tidak ada biaya tetap. Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau kenaikan volume penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh perubahan persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini mengurangi tingkat akuransi proyeksi laporan yang dibuat.
Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-kompunen biaya menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen biaya dipilih menjadi biaya variable dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan besarnya persentase untuk tiap kompunen biaya.
Misalnya besar biaya persentase biaya variable untuk biaya operasi adalah 10% dari penjualan.

LANGKAH II
PT. X
Laporan L/R per 31 Desember 2011 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember 2012

2011
2012
Penjualan Bersih
34.450.288.560
48.230.403.984
HPP:
-          Variabel
     -     Tetap

7.498.976.340
20.000.000.000

10.498.566.876*
20.000.000.000
Laba Kotor
6.951.312.220
17.731.837.108
Biaya Operasional
- Variabel
- Tetap

3.445.028.856
1.094.763.156

4.823.040.398 (dibulatkan)**
1.094.763.156
EBIT
2.411.520.208
5.917.803.554

Note :
Jelas dapat dilihat perbedaan yang begitu besar dari perolehan EBIT. Terutama kita lihat dari laporan proforma  (2012) yang sebelumnya kita peroleh 3.155.350.904 menjadi 5.917.803.554 terjadi kenaikan. Hal ini disebabkan adanya perhitungan biaya tanpa pemilahan sifat, setiap kenaikan penjualan akan diikuti persentase yang sama dengan biaya-biaya.
Diperolehnya angka :
a. 7.498.976.340 + (40% x 7.498.976.340) = 10.498.566.876*
b. 20.000.000.000 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap tahunnya;
c. 48.230.403.984 x 10% = 4.823.040.398 (dibulatkan)**
d.1.094.763.156 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap tahunnya;
Jadi apabila perusahaan yang dibuat adalah perusahaan lingkup kecil tanpa menghiraukan adanya penggolongan biaya (variable atau tetap) dengan kata lain perusahaan mengatakan semua biaya adalah biaya variable maka langkah pertama yang akan kita ambil. Tetapi apabila perusahaan lingkup besar atau di golongkan setiap kompunen biaya maka langkah II yang dipakai dalam menuyusun proyeksi. Apalagi dapat diketahui bahwa volume penjualan di perusahaan itu tinggi baik penurunan atau kenaikannya.

2.     Proyeksi Neraca
Ramalan terhadap neraca dapat meliputi beberapa langkah  berikut:
a.       Buatlah proyeksi aset lancar selain kas, dengan menggunakan  proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
Proyeksi Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha
Contoh, proyeksi piutang usaha dilakukan sebagai berikut
Proyeksi piutang usaha =
b.      Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian Management Discussion and Analysis-MDA di laporan tahunan
c.       Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
d.      Hitunglah bagian lancar hutang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan utang jangka panjang
e.       Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda
f.       Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang tahun lalu dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo.
g.      Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda
h.      Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu
i.        Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
j.        Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun, kecuali menunjukkan  tren yang jelas berbeda.
Jumlah angka c) s.d j) menghasilakn total kewajiban dan ekuitas. Karena total kewajiban dan ekuitas sama dengan total aset, maka angka Kas  diperoleh dari total aset dikurangi  item pada angka a) dan b). Pada titik ini kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan untuk mempertahankan leverage keuangan historis.
Contoh :
Neraca perusahaan Tahun 2011 – 2012 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi laporan laba rugi perusahaan.
PT. X
Neraca
Per 31 Desember 2011 (dalam Rp)
AKTIVA
PASIVA
Aktiva Lancar
KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan Bank
193.012.944
Hutang Dagang
6.185.561.705
Piutang Dagang
6.804.869.313
Hutang Pajak
1.130.836.955
Persediaan Barang Dagangan
3.493.722.140
Hutang Bank
2.684.946.087
Jumlah AKtiva Lancar
10.491.604.397
Hutang Lancar Lainnya
1.057.313.556
AKTIVA TETAP
Jumlah Kewajiban Lancar
11.058.658.303
Inventaris
840.454.185
EKUITAS
Akm Penyusutan
(523.279.228)
Modal
1.050.000.000
Jumlah Aktiva Tetap
317.174.957
Laba (Rugi) Ditahan
(3.453.883.785)
Jumlah AKTIVA
10.808.779.354
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
2.154.004.837
Jumlah Ekuitas
(249.878.948)
Jumlah Kewajiban+Ekuitas
10.808.779.354
Menganalisa akun-akun mana saja yang diperkirakan akan naik, dan dituangkan kedalamNeraca Proforma. Jika dalam perhitungan tersebut terjadi ketidakseimbangan antara pos Aktiva dan Pos Pasiva, maka kita diperbolehkan membuat angka penyeimbang (plug figure) sehingga menjadi seimbang.
PT. X
Neraca Proforma
Per 31 Desember 2012 (dalam Rp)
AKTIVA
PASIVA
Aktiva Lancar
KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan Bank
193.012.944
Hutang Dagang
2.009.600.166
Piutang Dagang
2.009.600.166
Hutang Pajak
1.130.836.955
Persediaan Barang Dagangan
3.493.722.140
Hutang Bank
2.684.946.087
Jumlah AKtiva Lancar
5.696.335.250
Hutang Lancar Lainnya
1.057.313.556
AKTIVA TETAP
Jumlah Kewajiban Lancar
6.882.696.764
Inventaris
840.454.185
EKUITAS
Akm Penyusutan
(523.279.228)
Modal
1.050.000.000
Jumlah Aktiva Tetap
317.174.957
Laba (Rugi) Ditahan
2.463.919.769
Angka Penyeimbang
6.537.111.163


Jumlah AKTIVA
12.550.621.370
Laba (Rugi) Tahun Berjalan
2.154.004.837
Jumlah Ekuitas
5.667.924.606
Jumlah Kewajiban+Ekuitas
12.550.621.370

ANALISA :
a.    Analisa pertama adalah peningkatan omzet penjualan sebesar 40% dan jumlah rata-rata piutang diperkirakan sebesar 50%. Dengan demikian rata-rata umur piutang adalah 50% x 30 hari = 15 hari. Jadi (15/360) x 48.230.403.984 = 2.009.600.166 (dibulatkan).
b.    Sekarang disisi Pasiva . Harga pokok pembelian bahan-bahan adalah 25% dari harga penjualan yi : 25% x 48.230.403.984 = 12.057.600.996 dan umur rata-rata hutang adalah 60 hari maka besarnya taksiran hutang dagang adalah 60/360 x 12.057.600.996 = 2.009.600.166 (dibulatkan).
c.    Besarnya R/E mengalami perubahan yaitu 2.463.919.769 asalnya dari ((3.453.883.785) + 5.917.803.554)

3.     Proyeksi Laporan Arus Kas
Proyeksi laporan arus kas disajikan pada tabel di bawah ini.
Proyeksi Laporan Arus Kas Target Corporation
Estimasi Tahun 2002
Laba bersih
$1,378
Penyesuaian laba menjadi arus kas:

Penyusutan
1.263
Piutang usaha
(310)
Persediaan
(360)
Utang usaha
336
Beban akrual
127
Pajak
     1
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
2.435
Pengeluaran modal
(3.419)
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
(3.419)
Utang jangka panjang
1.295
Tambahan modal disetor
20
Dividen
(204)
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
1.111
Perubahan bersih kas
127
Kas awal
499
Kas akhir
$ 626

Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan

1. Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana yang paling baik, namun hanya menggambarkan beberapa alternative kondisi;
2. Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan sebenarnya dapat berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya;
3. Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang berombak tanpa kemudi untuk pegangan. Perencanaan keuangan harus diterjemahkan dalam detail anggaran keuangan dan operasi.

3 komentar:

  1. min mau tanya dong kalau arti penting analisis propektif sehubungan dengan peningkatan nilai perusahaan itu apa ya?

    BalasHapus
  2. min, mau tanya, tinjauan pustaka dari materi yang admin post ini dari buku apa, nama penulisnya siapa dan tahun berapa? respon/balasan yang cepat sangat berarti untuk saya. terimakasih sebelumnya.

    BalasHapus
  3. saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana tawaran pinjaman mr pedro membantu hidup saya, bukan ide yang baik untuk menggunakan pinjaman gajian secara teratur. Jika Anda terus-menerus memperpanjang tanggal pembayaran Anda dan sering meminjam ke gaji Anda berikutnya, itu bisa memberi Anda banyak uang. namun, sama masuk akalnya untuk memutuskan pinjaman hari gajian karena mereka dapat dengan cepat disetujui pada hari yang sama ketika Anda memasukkan formulir aplikasi pinjaman Anda. Anda dapat menghubungi penawaran pinjaman mr pedro karena pinjaman gaji saya sangat cepat untuk diproses, email pedroloanss@gmail.com untuk meminta segala jenis pinjaman. whatsapp +18632310632

    BalasHapus