Anggaran
(Budget) adalah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi
(pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya dan
komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode
dianggarkan.
Sedangkan
pengertian dari penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran
memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga
untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.
1.
Karakteristik
anggaran
Anggaran
memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah ;
a)
Anggaran
mengestimasi potensi laba satuan bisnis
b)
Anggaran
dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter dapat saja ditunjang
oleh jumlah non moneter (missalnya, unit yang dijual atau diproduksi)
c) Mencakup
periode satu tahun
d) Anggaran
merupakan komitmen manajemen; manajer sepakat untuk mengemban tanggung jawab
atas pencapaian tujuan yang dianggarkan
e) Usulan
anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi ketimbang oleh
pihak yang menganggarkan (budgetee)
f) Begitu
disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan
g) Secara
berkala, kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, dan
selisihnya dianalisis dan dijelaskan
2. Manfaat dan tujuan anggaran
Tujuan pokok dari anggaran adalah Memprediksi
transaksi dan kejadian finansial serta non finansial di masa yang akan datang
dan mengembangkan informasi yang
akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.
Sedangkan
manfaat dari anggaran adalah menunjukkan
kepada manajemen terhadap angka laba yang dikehendaki oleh perusahaan,
sumber daya yang diharapkan dapat dihasilkan atau digunakan selama periode
anggaran yang akan datang, serta memberikan
landasan untuk pengambilan keputusan alternatif yang terbaik.
3. Sistem penganggaran untuk aktivitas bisnis
Dalam aktivitas bisnis, dikenal berbagai
macam sistem penganggaran, diantaranya adalah ;
a) Anggaran
Inkremental (Incremental Budget)
Yakni metode anggaran yang hanya
mempertimbangkan perubahan sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Dalam hal ini anggaran sebelumnya, berfungsi sebagai
landasan bagi penganggaran sumber daya inkremental.
Keunggulan ancangan
inkremental adalah bhw ancangan ini menyederhanakan proses penganggaran dengan
hanya memperhitungkan kenaikan berbagai pos anggaran.
Kelemahannya adalah bahwa pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun
ke tahun tanpa pernah diketahui.
b) Anggaran
Basis Nol (Zero-Based Budget)
Dalam penganggaran ini, semua jajaran
manajemen bertolak dari nol dan mengestimasi kebutuhan sumber daya yang
diperlukan untuk mendanai aktivitas-aktivitas tahun anggaran.
c) Anggaran
Statik (Static Budget)
Yakni merupakan ancangan yang dipakai
oleh banyak perusahaan jasa dan ada banyak fungsi jasa pendukung seperti bagian
pembelian, bagian akuntansi, dan bagian hukum.
d) Anggaran
Fleksibel (Flexible Budget)
Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas dengan jumlah
rupiah yang dianggarkan. Bermanfaat terutama dalam menaksir dan mengendalikan
biaya pabrik dan beban operasi.
e) Penyusunan Induk Anggaran (Master Budget)
Induk
Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan
keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang
mencakup satu tahun atau kurang.
f) Anggaran
Penjualan
Yakni
merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk
periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan
(dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu
g) Anggaran
Produksi (Production Budget)
Yakni
merupakan skedul rinci yang mengidentifikasi produk atau jasa yang harus
dihasilkan atau disediakan utnuk meraih penjualan yang dianggarkan dan
kebutuhan persediaan.
A.
Pembahasan
Dalam pembahasan sebelumnya telah membahas tentang
gambaran umum tentang penganggaran, namun dalam makalah ini akan terfokus
terhadap salah satu sistem penganggaran untuk aktivitas bisnis yaitu
penganggaran komprehensif. Anggaran komprehensif atau master budget merupakan salah satu dari sistem penganggaran yang
berbasis aktivitas bisnis.
1. Anggaran komprehensif
Komprehensif
artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam menyusun anggaran, perusahaan
dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara sebagian demi sebagian
(partial) dan secara keseluruhan (comprehensive). Karena itu dikenal Comprehensive
Budget. Comprehensive budget (Anggaran komprehensif) yakni penyusunan rencana
perusahaan (Business budget) secara keseluruhan.
Anggaran
komprehensip merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Aktivitas
yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh aktivitas perusahaan
baik dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi.
Penyusunan
anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan secara
sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah diadakannya
evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif. Dengan menyusun anggaran
komprehensif juga membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen. Secara lebih tegas istilah "Comprehensive"
dalam penganggaran dapat diartikan sebagai:
a)
Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam
setiap kegiatan perusahaan.
b)
Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan kegiatan
sehari-hari.
Ada
beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ang¬garan
komprehensif, yaitu:
a) Mengadakan spesifikasi terhadap
tujuan yang luas daripada perusahaan.
b) Mempersiapkan rencana-rencana
pendahuluan secara keseluruhan.
c) Menyusun rencana jangka panjang dan
jangka pendek.
2. Syarat anggaran komprehensif
Dalam
anggaran komprehensif memiliki dua syarat dalam manajerial. Syarat yang pertama
adalah Manajer telah menentukan pokok-pokok
kebijakan (rencana) jangka panjang dan syarat yang kedua manajer telah
menetapkan pentahapan realisasi rencana jangka panjang kedalam rencana jangka
pendek secara berkesinambungan
3. Komponen anggaran komprehensif
Dengan berdasarkan pedoman di atas,
anggaran komprehensif dapat diuraikan menjadi komponen:
a)
Substantive Plan
Substantive Plan merupakan rencana yang
mencerminkan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang dipakai serta asumsikannya.
Substantive Plan sedapat mungkin disusun dalam bentuk yang formal sehingga
dapat dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh bagi perusahaan.
b)
Financial Plan
Financial Plan
merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan tersebut menjadi suatu
anggaran yang memiliki perspektive financial. Dengan kata lain, financial plan
merupakan usaha untuk mengkuantitaskan segala tujuan, rencana dan kebijaksanaan
perusahaan. Secara lebih jauh financial plan merupakan penyajian secara lebih
terperinci semua tujuan, rencana dan strategi tersebut untuk periode-periode
waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan pada jangka waktunya maka financial
plan dikelompokkan menjadi:
1) Anggaran
jangka panjang (Strategic Plan)
Anggaran jangka panjang merupakan suatu
perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu
tahun atau bahkan lebih dari lima atau sepuluh tahun. Penyusunan anggaran ini
dilakukan sesuai dengan pola tujuan yang telah disusun pada saat perusahaan
didirikan. Perusahaan didi.rikan tidak hanya untuk jangka waktu satu atau dua
tahun saja. Karena itu perusahaan perlu menyusun perencanaan yang menyeluruh
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya dalam jangka panjang.
Rencana jangka panjang merupakan suatu
kesatuan yang utuh darl rencana-rencana yang disusun untuk kegiatan-kegiatan
setiap tahun. Kadang-kadang perusahaan yang tidak menyusun perencanaan jangka
panjang akan mengalami kesulitan dalam menyusun anggaran tahunan.
2) Anggaran
tahunan (Tactical Plan)
Anggaran Tahunan merupakan perencanaan
kegiatan-kegiatan tahunan suatu perusahaan. Anggaran tahunan dikelompokkan
menjadi:
(a) Anggaran
oprasional
Anggaran operasional merupakan
rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Umumnya
tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional ini
dibagi menjadi 2 bagian yakni:
·
Anggaran Proyeksi Rugi/Laba. Dalam anggaran ini dihitung
atau ditaksir besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun
laba yang merupakan keseluruhan.
·
Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba (Income Statement
Sup¬porting Budget). Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegi¬atan-kegiatan
yang menyokong penyusunan suatu laporan Rugi/ Laba (Income Statement), yakni:
Ø Anggaran penjualan
Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan
meng¬gambarkan berapa revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya
penjualan-penjnalan pada periode yang akan datang. Anggaran penjualan ini
meliputi data:
ü Jenis produk yang dijual
ü Volume produk yang dijual
ü Harga produk per satuan
ü Wilayah pemasaran.
Anggaran penjualan akan menjadi
dasar untuk penyu¬sunan anggaran-anggaran lainnya. Atau dengan kata lain
anggaran-anggaran lainnya disusun dengan terlebih dahulu memperhatikan rencana
kegiatan penjualan. Perusahaan tidak boleh begitu saja menyusun rencana
produksinya. Apabila tidak diperhitungkan, maka kemungkinan seba¬gian (sebagian
besar) produk tidak dapat terjual. Dalam pelaksanaannya, penyusunan anggaran
pen¬jualan ini agak sulit dilakukan, karena harus mempertimbangkan beberapa
faktor pembatas, seperti kemampuan menjual yang dimiliki perusahaan. Akibatnya
penyusunan anggaran penjualan memerlukan teknik forecasting (peramalan) yang
tepat, yang membuat esdmasi kegiatan masa depan dengan mendasarkan diri pada
pengalaman-¬pengalaman masa lalu. Tentu saja perlu dieprhatikan pula
kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di masa yang akan datang seperti:
ü
Perubahan selera konsumen
ü
Perubahan tingkat harga
ü
Penemuan-penemuan baru (kemajuan teknologi).
Kesalahan penyusunan anggaran
penjualan akan berakibat anggaran-anggaran lain juga ikut mengalami
kesa¬lahan-kesalahan, yang akhimya merugikan perusahaan.
Ø Anggaran produksi
Anggaran ini disusun dengan
memperhatikan segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk menunjang
anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari
beberapa sub-anggaran (sub-budget) yakni:
ü Anggaran jumlah yang harus diproduksi
Rencana tentang jumlah
produk yang harus diha¬silkan dengan memperhatikan terlebih dahulu ang¬garan
penjualan, Persediaan awal dan persediaan akhir tahun.
ü Anggaran Bahan Mentah
Anggaran bahan mentah yang terdiri dari:
v
Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit).
v
Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga).
v
Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam
produksi (dalam harga).
ü Anggaran Tenaga Kerja Langsung
ü Anggaran Biaya Overhead Pabrik
yakni anggaran semua
jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain biaya materi dan
biaya tenaga kerja langsung.
Ø Anggaran biaya
distribusi
Anggaran ini mencakup semua
biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan
kegiatan memasarkan produk. Termasuk ke dalamnya antara lain:
ü
Biaya untuk para salesman, supervisor dan tenaga-tenaga
penjualan lainnya.
ü
Ongkos pengangkutan.
ü
Biaya transport/perjalanan
ü
Biaya penginapan
ü
Biaya makan.
ü
Biaya-biaya advertensi dan promosi.
ü
Depresiasi (peralatan distribusi)
ü
Biaya-biaya administrasi penjualan.
ü
Biaya asuransi dan lain-lain.
Ø Anggaran biaya umum
& administrasi
Anggaran biaya umum adalah anggaran yang
berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya,
bagian keuangan dan bagian administrasi. Anggaran administrasi yaitu anggaran
yang berisi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perusahaan di luar kegiatan pabrik.
Bersama-sama dengan anggaran distribusi, maka anggaran biaya umum dan
administrasi ini akan membentuk anggaran biaya operasional (Operating Expenses
Budget).
Ø Type Appropriasi
Anggaran ini merupakan anggaran
biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari anggaran-anggaran sebelumnya.
Umpamanya anggaran pemeliharaan dan anggaran Penelitian.
(b) Anggaran
keuangan
Anggaran
keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya per¬ubahan kekayaan, utang dan
piutang perusahaan. Perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
Anggaran keuangan meliputi:
Anggaran keuangan meliputi:
·
Anggaran Proyeksi Neraca
Anggaran Proyeksi
Neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan pasiva yang akan dimiliki oleh
perusahan pada akhir suatu periode produksi.
·
Anggaran Pembantu
Proyeksi Neraca
Anggaran ini memerinci masing-masing
pos yang ada dalam neraca, terutama pos-pos yang berhubungan dengan masalah
likuiditas perusahaan. Pos-pos tersebut antara lain anggaran Kas yang terdiri
dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar
Aliran
kas masuk dapat berasal dari:
Ø penjualan produk secara tunai
Ø penagihan piutang-piutang dari
penjualan kredit
Ø penerimaan-penerimaan lain (bunga,
dividen dan lain-lain)
Ø penjualan aktiva
Ø pinjaman-pinjaman
Sedangkan
aliran kas keluar dapat berasal dari:
Ø pembelian bahan mentah untuk keperluan
produksi
Ø pembayaran upah tenaga kerja (buruh)
Ø macam-macam biaya yang dikeluarkan
(biaya sewa, listrik, telepon, alat-alat tulis dan lain-lain)
Ø pengeluaran-pengeluaran untuk
kepentingan expansi (pembelian mesin-mesin baru, perluasan bangunan pabrik dan
lain-lain)
·
Anggaran Penambahan
Modal
Anggaran penambahan
modal pada dasarnya disusun untuk jangka Panjang.
·
Anggaran Penyusutan
Aktiva
Anggaran depresiasi
perlu disusun secara khusus oleh perusahaan, karena aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan lebih dari satu (banyak), usia masing-masing akdva tetap berlainan
dan metode penghitungan penyusutan masing¬-masing aktiva tetap berlainan pula.
Anggaran operasional (operation budget) dan anggaran
finansial (financial budget) adalah bagian dari Planning atau Forecasting
Budget. Selain anggaran Forecasting, maka selanjutnya dalam anggaran
Comprehensive anggaran dikenal pula:
1.
Anggaran Variabel untuk berbagai biaya/pengeluaran (Variable
Expenses Budget).
2.
Data Siatistik Pembantu (Supplementary Statistics).
3.
Laporan anggaran kepada manajemen tentang pelaksanaan
anggaran (Internal Report).
Komponen anggaran komprehensif
secara lengkap sebagai berikut ;
I. Substantive
Plan
- Tujuan-tujuan umum perusahaan
- Tujuan khusus pensahaan
- Tujuan khusus pensahaan
- Strategi-strategi perusahaan
- Penentuan berbagai asumsi dasar
yang akan dipakai perusahaan seterusnya
II. Financial
Plan
A.
Anggaran Jangka Panjang :
1. Penjualan, biaya dan laba
2. Penentuan besarnya modal
3. Penentuan tambahan modal
4. Perkiraan arus dana
5. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja
B. Anggaran Tahunan:
B. Anggaran Tahunan:
1. Anggaran operasional
a. Anggaran proyeksi Rugi/Laba
b. Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba :
b. Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba :
i. Anggaran
penjualan
ii. Anggaran produks
iii. Anggaran biaya distribusi
iv. Anggaran biaya umum dan administrasi
v. Anggaran type appropriasi :
ii. Anggaran produks
iii. Anggaran biaya distribusi
iv. Anggaran biaya umum dan administrasi
v. Anggaran type appropriasi :
- Anggaran iklan dan promosi
- Anggaran penelitian
- Anggaran pemeliharaan dan lain-lain
- Anggaran pemeliharaan dan lain-lain
2. Anggaran finansial :
a. Anggaran neraca
b. Anggaran pembantu neraca :
b. Anggaran pembantu neraca :
- Anggaran kas
- Anggaran piutang
- Anggaran utang
- Anggaran penambahan modal
- Anggaran penyusutan aktiva
- Anggaran persediaan
- Anggaran Biaya Finansial
- Anggaran piutang
- Anggaran utang
- Anggaran penambahan modal
- Anggaran penyusutan aktiva
- Anggaran persediaan
- Anggaran Biaya Finansial
3. Anggaran Variabel
4. Data statistic pembantu
:
a.
Analisa break event point
b. Standard biaya
5. Laporan intern :
a. Laporan statistik
b. Laporan khusus
c. Laporan hasil
pelaksanaan
Timbal balik anggaran Induk atau jaringan kerja dari
beberapa anggaran diilustrasikan sebagai berikut :
Anggaran
Penjualan
|
Ramalan
Penjualan Jangka Panjang
|
Anggaran
Modal
|
Anggaran
Persediaan Akhir
|
Anggaran
produksi
|
Anggaran
Biaya Penjualan dan Administrasi
|
Anggaran
Bahan Baku
Langsung
|
Anggaran
Tenaga kerja langsung
|
Anggaran
Kas
|
Anggaran
Laporan rugi laba
|
Anggaran
Neraca
|
Anggaran
laporan perubahan posisi keuangan
|
Anggaran
Overhead Pabrik
|
Contoh kasus
Perusahaan industri A memproduksi barang X dan Y.
barang tersebut dijual di daerah P dan Q. Bahan yang dipergunakan adalah A, B,
dan C. Rencana produksi kebutuhan barang disusun sbb
Rencana penjualan barang X di kota P 18.000 unit
dan di kota Q 9.000 unit. Rencana penjualan barang Y di kota P 50.000 unit dan
di kota Q 20.000 unit. Harga per unit barang X Rp25.000,00 dan barang Y
Rp14.500,00
Persediaan
bahan (menggunakan FIFO):
PersediaanAwal
|
Harga
(,00)
|
PersediaanAkhir
|
Harga
(,00)
|
|
BahanA
|
3.000
unit
|
Rp2.400
|
4.000
unit
|
Rp2.400
|
BahanB
|
6.000
unit
|
Rp800
|
7.500
unit
|
Rp800
|
BahanC
|
5.000
unit
|
Rp650
|
6.000
unit
|
Rp650
|
ProdukjadiX
|
500
unit
|
Rp17.500
|
800
unit
|
Rp19.000
|
ProdukjadiY
|
900
unit
|
Rp12.000
|
600
unit
|
Rp13.000
|
Keperluan bahan tiap unit barang yang diproduksi (standard
usage rate/ SUR):
Barang X membutuhkan bahan A=2, B=3
Barang Y membutuhkan bahan B=1, C=2
Taksiran biaya bahan
A=Rp2.400,00,B=Rp800,00 dan C=Rp650,00
Taksiran
biaya tenaga kerja langsung per unit
BarangX (,00)
|
BarangY(,00)
|
|
DepartemenPemotongan
|
Rp4.000
|
Rp3.500
|
DepartemenFinishing
|
Rp6.500
|
Rp3.500
|
Biaya-biaya:
Distribusi Rp110.000.000,00 (termasuk biaya non cash
Rp20.000.000,00). Administrasi Rp65.000.000,00 (termasuk non cash
Rp13.000.000,00).
Kelebihan biaya lain-lain di atas pendapatan
lain-lain (non cash) Rp4.137.000,00.
Rata-rata tarif pajak penghasilan 30%.
Saldo awal laba ditahan
Rp132.000.000,00
Dividen yang direncanakan akan dibayar selama tahun
depan Rp65.000.000,00
BarangX (,00)
|
BarangY(,00)
|
|
DepartemenPemotongan
|
Rp1.400
|
Rp1.200
|
DepartemenFinishing
|
Rp900
|
Rp850
|
Rencana penerimaan kas : a.Penjualan tunaiRp1.125.000.000,00
b.Penerimaan
piutangRp565.000.000,00
c.Pendapatan lain-lain
Rp325.000,00
d.Pinjaman dari bank
Rp21.300.000,00
e.Penjualan saham
treasuriRp19.500.000,00
Rencana pengeluaran kas: a.Utang Rp120.000.000,00.
b.Penambahanmodal Rp27.500.000,00
c.Akrual dan
penangguhanRp12.000.000,00
d.Biaya lain-lain Rp5.000.000,00
e.Pembayaran wesel jangka panjangRp32.000.000,00
Saldo awal kas Rp800.000.000,00
Biaya non cash dalam anggaran biaya overhead
Rp22.300.000,00
*Buatlah anggaran berikutdengan informasi
yang ada:
1.Anggaran penjualan menurut
produk dan daerah
2.Anggaran produksi menurut produk
3.Anggaran harga pokok bahan baku
4.Skedul persediaan awal dan akhir
5.Anggaran tenaga kerja langsung menurut
produk dan departemen
6.Anggaran biaya overhead yang
dibebankan menurut produk dan departemen
7.Ringkasan harga pokok produksi dan
penjualan
8.Ringkasan laba rugi
9.Ringkasan laporan laba ditahan yang
direncanakan
*JAWABAN
:
1.Anggaran penjualan menurut produk dan daerah
Daerahpenjualan
|
BarangX
|
BarangY
|
Harga
|
Jumlah(000)
|
Unit
|
Harga
|
Jumlah
(000)
|
Total
(000)
|
|
Daerah P
|
18.000
|
25.000
|
450.000
|
50.000
|
14.500
|
725.000
|
1.175.000
|
||
Daerah Q
|
9.000
|
25.000
|
225.000
|
20.000
|
14.500
|
290.000
|
515.000
|
||
27.000 675.000
|
70.000
|
1.015.000
|
1.690.000
|
||||||
2.Anggaran produksi menurut produk
Daerahpenjualan
|
BarangX
|
BarangY
|
Harga
|
Jumlah(000)
|
Unit
|
Harga
|
Jumlah
(000)
|
Total
(000)
|
Daerah
P
|
18.000
|
25.000
|
450.000
|
50.000
|
14.500
|
725.000
|
1.175.000
|
|
Daerah
Q
|
9.000
|
25.000
|
225.000
|
20.000
|
14.500
|
290.000
|
515.000
|
|
27.000
|
675.000 70.000
|
1.015.000
|
1.690.000
|
3. Anggaran harga pokok bahan baku Bahan
|
BarangX
|
BarangY
|
Q
|
P
|
Total
(000)
|
Q
|
P
|
Total
(000)
|
Q
|
Rp
|
|
A
|
54.600
|
2.400
|
131.040
|
-
|
-
|
-
|
54.600
|
131.040.000
|
|||
B
|
81.900
|
800
|
65.520
|
69.700
|
800
|
55.760
|
151.600
|
121.280.000
|
|||
C
|
-
|
-
|
139.400
|
650
|
90.610
|
139.400
|
90.610.000
|
||||
-
|
196.560
|
-
|
146.370
|
342.930.000
|
|||||||
4. Skedul persediaan awal dan akhirElemen
|
PersediaanAwal
|
PersediaanAkhir
|
|||||||
Bahan
|
Q
|
P
|
Total
|
Q
|
P
|
Total
|
|||
A
|
3.000
|
2.400
|
7.200.000
|
4.000
|
2.400
|
9.600.000
|
|||
B
|
6.000
|
800
|
4.800.000
|
7.500
|
800
|
6.000.000
|
|||
C
|
5.000
|
650
|
3.250.000
|
6.000
|
650
|
3.900.000
|
|||
Subtotal
|
15.250.000
|
19.500.000
|
|||||||
Prod.dlmproses
|
|||||||||
Produkjadi
|
|||||||||
BarangX
|
500
|
17.500
|
8.750.000
|
800
|
19.000
|
15.200.000
|
|||
BarangY
|
900
|
12.000
|
10.800.000
|
600
|
13.000
|
7.800.000
|
|||
Sub
Total
|
19.550.000
|
23.000.000
|
|||||||
Total
|
34.800.000
|
42.500.000
|
|||||||
5. Anggaran tenaga kerja langsung menurut produk dan
departemen
Barang
|
Produksi
|
DepartemenPemotongan
|
DepartemenFinishing
|
Jumlah
|
Tarif
|
Total
|
Tarif
|
Total
|
|
X
|
27.300
|
4.000
|
109.200.000
|
6.500
|
177.450.000
|
286.650.000
|
|||
Y
|
69.700
|
3.500
|
243.950.000
|
3.500
|
243.950.000
|
487.900.000
|
|||
353.150.000
|
421.400.000
|
774.550.000
|
|||||||
6. Anggaran biaya overhead menurut produk dan
departemenBarang
Produksi
|
DepartemenPemotongan
|
DepartemenFinishing
|
Jumlah
|
Tarif
|
Total
|
Tarif
|
Total
|
X
|
27.300
|
4.000
|
109.200.000
|
6.500
|
177.450.000
|
286.650.000
|
|
Y
|
69.700
|
3.500
|
243.950.000
|
3.500
|
243.950.000
|
487.900.000
|
|
353.150.000
421.400.000
|
774.550.000
|
7. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualanKeterangan
|
BarangX
|
BarangY
|
Jumlah
|
HargaPokokProduksi
Bahan
A
B
C
|
Rp131.040.000
Rp65.520.000
|
Rp55.760.000
Rp90.610.000
|
Rp131.040.000
Rp121.280.000
Rp90.610.000
|
Sub
Total
|
Rp196.560.000
|
Rp146.370.000
|
Rp342.930.000
|
Tenagakerjalangsung
Dep.
Pemotongan
Dep.
Finishing
|
Rp109.200.000
Rp177.450.000
|
Rp243.950.000
Rp243.950.000
|
Rp353.150.000
Rp421.400.000
|
Sub
Total
|
Rp286.650.000
|
Rp487.900.000
|
Rp774.550.000
|
Biayaoverhead
pabrik
Dep.
Pemotongan
Dep.
Finishing
|
Rp38.220.000
Rp24.570.000
|
Rp83.640.000
Rp59.245.000
|
Rp121.860.000
Rp83.815.000
|
Sub
Total
|
Rp62.790.000
|
Rp142.885.000
|
Rp205.675.000
|
Total
HargaPokokProduksi
PersediaanAwal(+)
|
Rp546.000.000
Rp8.750.000
|
Rp777.155.000
Rp10.800.000
|
Rp1.323.155.000
Rp19.550,000
|
Produktersediaunt.
Dijual
PersediaanAkhir(-)
|
Rp554.750.000
Rp15.200.000
|
Rp787.955.000
Rp7.800.000
|
Rp1.342.705.000
Rp23.000.000
|
HargaPokokPenjualan
|
Rp539.550.000
|
Rp780.155.000
|
Rp1.319.705.000
|
8. Ringkasan laba rugiKeterangan
|
Jumlah(,00)
|
BarangX
(,00)
|
BarangY
(,00)
|
Penjualan
DaerahP
Daerah
Q
|
Rp1.175.000.000
Rp515.000.000
|
Rp450.000.000
Rp225.000.000
|
Rp725.000.000
Rp290.000.000
|
Sub
Total
HargaPokokPenjualan
|
Rp1.690.000.000
Rp1.319.705.000
|
Rp675.000.000
Rp539.550.000
|
Rp1.015.000.000
Rp780.155.000
|
LabaKotor
(-)
Biaya-biaya
BiayaadministrasiRp65.000.000,00
BiayadistribusiRp110.000.000,00
Total
biayaoperasi
|
Rp370.295.000
Rp175.000.000
|
Rp135.450.000
|
Rp234.845.000
|
Labaoperasi
(-)
Biayalain-laindiatas
pendapatanlain-lain
|
Rp195.295.000
Rp4.137.000
|
||
Labaperusahaansebelumpajak
Pajakpenghasilan30%
|
Rp191.158.000
Rp57.347.400
|
||
Labasetelahpajak
|
Rp133.810.600
|
9.
Ringkasan laporan laba ditahan yang
direncanakanSaldoAwal
LabaSetelahPajak
|
Rp132.000.000
133.810.600
|
Jumlah
PembayaranDividen
|
Rp265.810.600
Rp65.000.000
|
SaldoAkhir
|
Rp200.810.600
|
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmiring
BalasHapus