Tujuan
pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba ,yaitu :
·
Untuk
memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai
aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang
merupakan kepentingan perusahaan.
·
Untuk
mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aktiva dan
perbandingan ROI dengan EVA dua cara dalam mengaitkan laba dengan aktiva yang
digunakan yang paling menarik adalah seberapa baiknya alternatif-alternatif
tersebut melayani kedua tujuan diatas untuk menyediakan informasi guna
pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kinerja ekonomi suatu unit
usaha.
Memfokuskan diri pada laba tanpa mempertimbangkan aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut tidaklah mencukupi untuk proses
pengendalian. Kecuali untuk beberapa jenis organisasi jasa tertentu yang jumlah
modalnya tidak signifikan, tujuan penting dari sebuah perusahaan yang
berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return)
yang memuaskan atas modal yang digunakan. Laba sebesar $1 juta disuatu
perusahaan yang memiliki modal $10 juta tidak mencerminkan kinerja yang baik
dibandingkan dengan laba sebesar $1 juta dari perusahaan yang hanya memiliki
modal sebesar $5 juta, dengan asumsi bahwa kedua perusahaan menghadapi risiko
yang sama.
Kecuali jumlah aktiva yang digunakan ikut diperhitungkan,
pihak manajemen senior akan sulit untuk membandingkan kinerja laba dari suatu
unit usaha dengan unit usaha yang lain, atau dengan unit yang sama di
perusahaan lain. Membandingkan perbedaan laba yang mencolok tidak akan berarti
jika unit usaha menggunakan sumber daya yang berbeda; dengan kata lain, semakin
banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya semakin besar laba yang
diperoleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai kinerja manajer
unit usaha dan untuk memutuskan pengalokasian sumber daya.
Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran
kinerja. Pertama, mereka harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber
daya yang digunakan. Kedua mereka dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya
jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai.
(Sebaiknya, mereka harus menghentikan penggunaan aktiva itu jika laba tahunan
yang diperkirakan dari penggunaan aktiva tersebut lebih rendah dari pada kas
yang dapat direalisasikan dari penjualannya). Tujuan dari menghubungkan laba
dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai
sasaran-sasaran tersebut diatas.
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio
perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada
laporan keuangan. Penyebutnya (denominator) adalah aktiva yang digunakan.
Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat
diperoleh dengan mengurangi beban modal (capital charge) dari laba operasi
bersih (net operating profit). Beban modal diperoleh dari perkalian
antara jumlah aktiva yang digunakan dengan suatu tingkat tarif (rate).
Neraca (dalam ribuan $)
|
|
Aktiva lancar:
|
Kewajiban lancar:
|
Kas …………………..……… $ 50
|
Utang usaha………..................$ 90
|
Piutang …………………….... 150
|
Kewajiban lancar lainnya...........110
Total kewajiban lancar ..……… 200
|
Persediaan …………………... 200
|
|
Total aktiva lancar
………… 400
|
|
Aktiva tetap:
|
Ekuitas
perusahaan ………… 500
|
Biaya …………….. $600
|
|
Penyusutan ………. -300
|
|
Nilai buku …………………. 300
|
|
Total aktiva …………………… $700
|
Total
ekuitas …………….. $ 700
|
Laporan Laba
Rugi
Pendapatan
…………………………………………………………… $1.000
Pengeluaran, di luar penyusutan ...................................………….... .... $850
Penyusutan ……………………………………….............................. $50
Pendapatan
sebelum pajak……………………………………………... $900
Beban modal ($500 x 10%) …………………………………………… $100
Economic
value added (EVA) …………………………………… $50
Return on
investment (ROI) = $100/$500= 20% 50
A.
Mengkur
Aktiva yang Digunakan
Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan
untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan 2 hal : (1)
Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan
aktiva mereka dengan dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang
tepat dari aktiva baru. Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva
yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja
mereka yang diukur dengan cara ini. Manajemen senior ingin agar tindakan yang
mereka lakukan untuk tujuan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan perusahaan
secara keseluruhan. Yang ke (2) Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur
kinerja suatu entitas ekonomi.
1.
Kas
Hampir
semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat
memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit
usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan
antara arus kas masuk dan arus kas keluar.
Satu
alasan utnuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang
biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar
ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahaan luar.
Beberapa
perusahaan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bahwa
karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban lancar. Jika demikian halnya,
jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja.
2.
Piutang
Manajer
unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung melalui
penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas
kredit, serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh
tempo.
Memasuki
unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal
yang masih diperdebatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil
dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan
bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah
mencukupi.
3.
Persediaan
Persediaan
biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat pada jumlah akhir meskipun
rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan
untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan
untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat
rendahh pada periode terjadinya inflasi.
Jika
persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran di muka atau
pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang
tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi
dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Beberapa
perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang
mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk
unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya
sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang.
4.
Modal Kerja Secara Umum
Perlakuan atas
modal kerja sangat bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh
aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban
lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika
unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi
metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal
korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar
merupakan sumber modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol. Dilain
pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar.
5.
Properti, Pabrik dan Peralatan
Dalam
akuntasi keuangan aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya
ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua
perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas
dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam
penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalah tersebut
akan dianalisis pada bagian-bagian berikut :
a. Akuisisi Peralatan Baru
Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar
investasi pada niali buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan
dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih dan para manjer unit
usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
b.
Nilai Buku Kotor
Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat
dihindari dengan memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan (depreciable
asset) dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value).
c.
Disposisi Aktiva
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang
telah ada dan yang masih memilliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui
bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonmi atas usulan
pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak
penghasilan). Tetapi, menghilangkan nila buku dari aktiva lama dapat
mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansi. Nilai buku
kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah
tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang
lama. Dalam kedua kasus tersebut, jumlah yang relevan dari investasi tambahan
akan dinyatakan terlalu rendah, dan selanjutnya EVA akan dinyatakan terlalu
tinggi. Hal ini akan mendorong para manajer untuk mengganti mesin lama dengan
mesin baru, bahhkan ketika penggantian itu tidak dibenarkan secara ekonomis.
Lebih lanjut lagi, unit-unit usaha yang paling banyak melakukan penggantian
akan menunjukkan kenaikan profitabilitas yang besar.
d.
Penyusutan Anuitas
Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide
mengenai penyisihan penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua.
Mereka melihat penyusutan akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi
fisik atau kerugian dalam ekonomis. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa
penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang dipercepat, merupakan metode
yang paling menggambarkan kondisi dilapangan. Akibatnya, sangat sulit untuk
meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk mengukur laba unit
usaha.
e. Metode
Penilaian yang Lain
Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi
menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat
dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang
memiliki aktiva yamg tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit
usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen
nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang
aktiva –aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak
menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current
value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan
cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika
manajer unit usaha yang baru mengambil alih), dengan menyesuikan biaya awal
menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan
menggunakan nilai asuransi.
6.
Aset-Aset yang Disewagunausahakan
Banyak
perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan, yaitu perjanjian
tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aktiva yang seharusnya
didapatkan dari pendanaan dengan uang dan modal. Sewa guna usaha financial
(yaitu, sewa guna jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus
beban sewa) adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca.
Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan
tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha
untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.
7.
Aktiva yang Menganggur
Jika
suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat
digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat diperolehkan untuk
mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini
adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur
ke unit lain yang mungkin memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut
tidak dapat digunakan oleh unit lain, maka pemberian izin untuk
menjual/mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-tindakan yang
disfungsional. Misalnya, hal tersebut akan mendorong manajer unit usaha untuk
menganggurkan aktiva yang tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang sama
dengan target laba unit usaha. Jika tidak ada alternatif lain dari penggunaan
peralatan,kontribusi apapun dari peralatan tersebut akan meningkat laba
perusahaan.
8.
Aktiva Tidak Berwujud
Beberapa
perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang
insentif (misalnya, perusahaan farmasi seperti Novartifmenghabiskan dana yang
besar untuk mengembangkan produk baru); sedang yang lainnya cenderung focus
pada pemasaran (misalnya, perusahaan barang konsumen seperti unilever yang
menghabiskan banyak dana untuk iklannya). Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi
aktiva tidak terwujud seperti R&D dan pemasaran, serta kemudian mengamortisasinya
selama masa manfaatnya. Metode tersebut akan mengubah cara para manajer unit
usaha memandang pengeluaran semacam ini. Dengan menghitung aktiva semacam ini
sebagai investasi jangka panjang, manajer unit usaha akan memperoleh manfaat
jangka pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos
tersebut. Sebagai contoh, jika pengeluaran R&D langsung di bebankan, maka
setiap dola dari pengeluaran R&D merupakan tambahan dolar untuk laba
sebelum pajak. Dilain pihak, jika biaya R&D dikapitalisasi, maka
setiap pengurangan satu dolar akan mengurangi aktiva yang digunakan sebesar
satu dolar, sehingga beban modal dapat berkurang sebesar satu dolar dikalikan
biaya modal, yang hanya memiliki dampak positif yang jauh lebih kecil terhadap
EVA.
9.
Kewajiban Tidak Lancar
Terkadang
suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat.
Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan
laba di tahan. Bagi unit usaha jumlah total dari dana tersebut adalah relevan
tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berassal. Meskipun
demikian, dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin
saja merupakan hal yang aneh bagi usaha itu sendiri. Sebagai contoh, suatu unit
usaha yang membangun atau mengoperasikan suatu perumahan atau gedung kantor
menggunakan proporsi yang jauh lebih besar untk modal utang dibandingkan dengan
suatu unit manufaktur atau pemasaran.
10.
Beban Modal
Kantor
pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban
modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi dari pada
tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan
campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity).
Biasanya, tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan
sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada diatas nol.
11.
Survei-Survei Praktek
Kebanyakan
perusahaan memasukkan unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai
buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan
mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai
dengan laporan keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan
dalam divisi tersebut.
B.
Perbandingan
EVA dengan ROI
Ada tiga
keuntungan dari ROI :
1. ROI merupakan
pengukuran yang komperehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan
tercermin dari rasio ini.
2. ROI mudah
dihitung, dipahami dan sangat berarti dalam pengertian absolut.
3. ROI merupakan
denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang
bertanggungjawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis
usahanya.
EVA tidak
memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan
EVA juga memiliki beberapa keuntungan. Ada empat alasan yang membuatnya
lebih unggul daripada ROI, yaitu:
1.
Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk perbandingan
investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk
investasi diantara unit-unit usaha.
2.
Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan
laba keseluruhan. Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan
tersebut. Metode ini berhubungan dengan inestasi aset yang ROI nya berada
diantara biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika
kinerja pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba
di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik
bagi para manajer.
3. EVA
adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten
ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4. EVA
berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubaha-perubahan
dalam nilai pasar perusahaan.
Para pemegang
saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang
penting dalam perusahaan . ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai
pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
1. Mengurangi
resiko pengambil alihan (takeover)
2. Mneciptakan
nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
3.
Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebih cepat intuk pertumbuhan
masa depan.
Mandat
terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para
manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA.
EVA
mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil
tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal
ini dapat dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA
diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba operasional – Beban modal
Atau
EVA = Modal yang digunakan
(ROI- Biaya modal)
Dengan:
Beban
modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1)
Cara
lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah :
EVA
= Modal yang digunakan X (ROI- biaya modal) (2)
Tindakan-tindakan berikut akan meningkatkan EVA sebagaimana
ditunjukkan oleh persamaan (2): (i) peningkatan ROI melalui business process
reengineering dan productivity gains, tanpa menaikkan dasar
investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan atau bisnis yang ROI-nya kurang
dari biaya modal; (iii) investasi agresif yang baru dalam aktiva,produk, dan
atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal dan (iv) peningkatan
penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap modal yang
digunakan), atau penurunan persentase biaya modal tanpa mempengaruhi
variable lain dalam persamaan (2). Tindakan-tindakan tersebut jelas
merupakan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba
untuk aktiva yang sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama
pada unit usaha sama. Metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan
keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam
sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit juga
perhitungan EVA-nya
(perbedaan-perbedaan yang ada antara ROI dan EVA)
C.
Pertimbangan
Tambahan dalam Evaluasi Manajer
Dengan melihat
kelemaha ROI , kelihatannya sangat mengejutkan bahwa ROI
digunakan secara luas. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak
dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya
kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut
terjadi.
Penggunaan
EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan.
Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan
penghitungan aktiva tetap. Kecuali metode penyusutan anuitas (annuity
depcription) dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam praktik
sehari-hari.
Dengan
mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk
mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan
tersebut membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan,
dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangkat terpisah. Investasi dalam
aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum terjadinya dan
oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang
diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan karena penghematan atau
pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat diidentifikasikan.
D.
Alokasi
Tanggung Jawab dan Pengkuruan Kinerja
Manajer distrik bertanggung jawab untuk penetapan sebelumnya
asset pengembalian (ROA) level, yang disetujui pada awal tahun. Item berikut
ini dimasukkan kedalam asset dasar untuk perhitungan ROA :
- Tanah,bangunan pergudangan, dan peralatan dimasukkan kedalam basis asset pada nilai buku kotor (gross book value)
- Gedung-gedung dan peralatan sewaan (kecuali truk sewaan) termasuk kedalam aktiva pada nilai sewa guna usaha yang dikapitalisasi.
- Rata-rata persediaan dalam unit diperhitungkan.
- Saldo rata-rata piutang untuk periode itu termasuk dalam dasar aktiva (kas tidak dimasukkan dalam asset distrik;jumlahnya diragukan)
- Sebagai ketentuan umum utang usaha tidak mengurangi dasar aktiva
E.
Evaluasi
Kinerja Ekonomi Suatu Entitas
Pembahasan
sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para manajer unit
usaha. Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara
laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap,
biasanya sekali dalam selang beberapa tahun.
Laporan-laporan
ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan
indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika
tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha ekonimi atas suatu
unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk,
pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain.
Laporan-laporan
ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara
keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah
yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha
dijual. Laporan tersebut menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat
mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang
terbatas – yaitu, menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang
cenderung tidak banyak memberikan kontribusi kepada profitabilitas total
perusahaan.
Perbedaan
yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan
ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada
profitabilitas yang sekarang atau yang lalu.
Secara
konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa
depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa
depna dan mendiskusikan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah
ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima, atau mungkin sepuluh tahun
yang akan datang. Meskipun estimasi-estimasi tersebut pada umumnya berupa
estimasi yang kasar, namun tetap memberikan cara yang berbeda dalam melihat
unit usaha, dibandingkan dengan apa yang ada pada laporan-laporan kinerja.
In this fashion my pal Wesley Virgin's autobiography launches in this SHOCKING AND CONTROVERSIAL VIDEO.
BalasHapusYou see, Wesley was in the army-and soon after leaving-he revealed hidden, "mind control" tactics that the CIA and others used to obtain everything they want.
These are the same secrets many celebrities (especially those who "became famous out of nowhere") and elite business people used to become rich and famous.
You probably know how you utilize only 10% of your brain.
That's really because most of your brainpower is UNCONSCIOUS.
Maybe that thought has even taken place INSIDE your very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain around seven years ago, while driving a non-registered, beat-up bucket of a car without a driver's license and with $3.20 in his bank account.
"I'm so fed up with going through life paycheck to paycheck! When will I finally succeed?"
You took part in those types of questions, isn't it right?
Your own success story is waiting to happen. Go and take a leap of faith in YOURSELF.
Watch Wesley Virgin's Video Now!