Minggu, 10 Januari 2016

Sistem Pengendalian Manajamen ; Pengukuran penggunaan Aktiva



Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba ,yaitu :
·      Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
·      Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dengan EVA dua cara dalam mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan yang paling menarik adalah seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut melayani kedua tujuan diatas untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Memfokuskan diri pada laba tanpa mempertimbangkan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut tidaklah mencukupi untuk proses pengendalian. Kecuali untuk beberapa jenis organisasi jasa tertentu yang jumlah modalnya tidak signifikan, tujuan penting dari sebuah perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) yang memuaskan atas modal yang digunakan. Laba sebesar $1 juta disuatu perusahaan yang memiliki modal $10 juta tidak mencerminkan kinerja yang baik dibandingkan dengan laba sebesar $1 juta dari perusahaan yang hanya memiliki modal sebesar $5 juta, dengan asumsi bahwa kedua perusahaan menghadapi risiko yang sama.
Kecuali jumlah aktiva yang digunakan ikut diperhitungkan, pihak manajemen senior akan sulit untuk membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan unit usaha yang lain, atau dengan unit yang sama di perusahaan lain. Membandingkan perbedaan laba yang mencolok tidak akan berarti jika unit usaha menggunakan sumber daya yang berbeda; dengan kata lain, semakin banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya semakin besar laba yang diperoleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai kinerja manajer unit usaha dan untuk memutuskan pengalokasian sumber daya.
Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang digunakan. Kedua mereka dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang memadai. (Sebaiknya, mereka harus menghentikan penggunaan aktiva itu jika laba tahunan yang diperkirakan dari penggunaan aktiva tersebut lebih rendah dari pada kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya). Tujuan dari menghubungkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai sasaran-sasaran tersebut diatas.
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator) adalah aktiva yang digunakan.
Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangi beban modal (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating profit). Beban modal diperoleh dari perkalian antara jumlah aktiva yang digunakan dengan suatu tingkat tarif (rate).
Neraca (dalam ribuan $)
Aktiva lancar:
Kewajiban lancar:
   Kas …………………..……… $ 50
Utang usaha………..................90
   Piutang ……………………....  150
Kewajiban lancar lainnya...........110
           
Total kewajiban lancar ..………   200
   Persediaan …………………...  200
     Total aktiva lancar …………  400
Aktiva tetap:
Ekuitas perusahaan …………     500
   Biaya …………….. $600
   Penyusutan ………. -300

     Nilai buku ………………….  300
Total aktiva …………………… $700
Total ekuitas ……………..   $  700

Laporan Laba Rugi
Pendapatan ……………………………………………………………     $1.000
Pengeluaran, di luar penyusutan ...................................………….... ....        $850
Penyusutan ………………………………………..............................           $50
Pendapatan sebelum pajak……………………………………………...       $900
Beban modal ($500 x 10%) ……………………………………………       $100
Economic value added (EVA) ……………………………………      $50
Return on investment (ROI) = $100/$500= 20%     50

A.   Mengkur Aktiva yang Digunakan
Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan 2 hal : (1) Praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru. Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan cara ini. Manajemen senior ingin agar tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Yang ke (2) Praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi.
1.      Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar.
Satu alasan utnuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahaan luar.
Beberapa perusahaan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bahwa karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban lancar. Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja.
2.      Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo.
Memasuki unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi.
3.      Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat pada jumlah akhir meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendahh pada periode terjadinya inflasi.
Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran di muka atau pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang.
4.      Modal Kerja Secara Umum
Perlakuan atas modal kerja sangat bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar.
5.      Properti, Pabrik dan Peralatan
Dalam akuntasi keuangan aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalah tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian berikut :
a.       Akuisisi Peralatan Baru
Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada niali buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih dan para manjer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.
b.      Nilai Buku Kotor
Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value).
c.       Disposisi Aktiva
Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memilliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonmi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nila buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansi. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. Dalam kedua kasus tersebut, jumlah yang relevan dari investasi tambahan akan dinyatakan terlalu rendah, dan selanjutnya EVA akan dinyatakan terlalu tinggi. Hal ini akan mendorong para manajer untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru, bahhkan ketika penggantian itu tidak dibenarkan secara ekonomis. Lebih lanjut lagi, unit-unit usaha yang paling banyak melakukan penggantian akan menunjukkan kenaikan profitabilitas yang besar.
d.      Penyusutan Anuitas
Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam ekonomis. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang dipercepat, merupakan metode yang paling menggambarkan kondisi dilapangan. Akibatnya, sangat sulit untuk meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk mengukur laba unit usaha.
e.       Metode Penilaian yang Lain
Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yamg tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva –aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil alih), dengan menyesuikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.
6.      Aset-Aset yang Disewagunausahakan
Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan, yaitu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan uang dan modal. Sewa guna usaha financial (yaitu, sewa guna jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.
7.      Aktiva yang Menganggur
Jika suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat diperolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit lain, maka pemberian izin untuk menjual/mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-tindakan yang disfungsional. Misalnya, hal tersebut akan mendorong manajer unit usaha untuk menganggurkan aktiva yang tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang sama dengan target laba unit usaha. Jika tidak ada alternatif lain dari penggunaan peralatan,kontribusi apapun dari peralatan tersebut akan meningkat laba perusahaan.
8.      Aktiva Tidak Berwujud
Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang insentif (misalnya, perusahaan farmasi seperti Novartifmenghabiskan dana yang besar untuk mengembangkan produk baru); sedang yang lainnya cenderung focus pada pemasaran (misalnya, perusahaan barang konsumen seperti unilever yang menghabiskan banyak dana untuk iklannya). Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tidak terwujud seperti R&D dan pemasaran, serta kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya. Metode tersebut akan mengubah cara para manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini. Dengan menghitung aktiva semacam ini sebagai investasi jangka panjang, manajer unit usaha akan memperoleh manfaat jangka pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut. Sebagai contoh, jika pengeluaran R&D langsung di bebankan, maka setiap dola dari pengeluaran R&D merupakan tambahan dolar untuk laba sebelum pajak. Dilain pihak, jika biaya R&D dikapitalisasi, maka setiap pengurangan satu dolar akan mengurangi aktiva yang digunakan sebesar satu dolar, sehingga beban modal dapat berkurang sebesar satu dolar dikalikan biaya modal, yang hanya memiliki dampak positif yang jauh lebih kecil terhadap EVA.
9.      Kewajiban Tidak Lancar
Terkadang suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba di tahan. Bagi unit usaha jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berassal. Meskipun demikian, dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi usaha itu sendiri. Sebagai contoh, suatu unit usaha yang membangun atau mengoperasikan suatu perumahan atau gedung kantor menggunakan proporsi yang jauh lebih besar untk modal utang dibandingkan dengan suatu unit manufaktur atau pemasaran.
10.  Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi dari pada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada diatas nol.
11.  Survei-Survei Praktek
Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut.

B.   Perbandingan EVA dengan ROI
Ada tiga keuntungan dari ROI :
1. ROI merupakan pengukuran yang komperehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini.
2. ROI mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti dalam pengertian absolut.
3. ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan
EVA juga memiliki beberapa keuntungan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul daripada ROI, yaitu:
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk perbandingan investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk investasi diantara unit-unit usaha.
2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode ini berhubungan dengan inestasi aset yang ROI nya berada diantara biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika kinerja pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para manajer.
3. EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4. EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
Para pemegang saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang
penting dalam perusahaan . ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
1. Mengurangi resiko pengambil alihan (takeover)
2. Mneciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
3. Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebih cepat intuk pertumbuhan masa depan.
Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA.
EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba operasional – Beban modal
Atau
EVA = Modal yang digunakan (ROI- Biaya modal)

Dengan:
Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1)
Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah :
EVA = Modal yang digunakan X (ROI- biaya modal) (2)
Tindakan-tindakan berikut akan meningkatkan EVA sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan (2): (i) peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa menaikkan dasar investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan atau bisnis yang ROI-nya kurang dari biaya modal; (iii) investasi agresif yang baru dalam aktiva,produk, dan atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal dan (iv) peningkatan penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap modal yang digunakan), atau penurunan persentase biaya modal tanpa mempengaruhi variable lain dalam persamaan (2). Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.
EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit juga perhitungan EVA-nya
(perbedaan-perbedaan yang ada antara ROI dan EVA)

C.   Pertimbangan Tambahan dalam Evaluasi Manajer
Dengan melihat kelemaha ROI , kelihatannya sangat mengejutkan bahwa ROI
digunakan secara luas. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi.
Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan.
Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap. Kecuali metode penyusutan anuitas (annuity depcription) dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam praktik sehari-hari.
Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk
mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan tersebut membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan, dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangkat terpisah. Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan karena penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat diidentifikasikan.

D.   Alokasi Tanggung Jawab dan Pengkuruan Kinerja
Manajer distrik bertanggung jawab untuk penetapan sebelumnya asset pengembalian (ROA) level, yang disetujui pada awal tahun. Item berikut ini dimasukkan kedalam asset dasar untuk perhitungan ROA :
  • Tanah,bangunan pergudangan, dan peralatan dimasukkan kedalam basis asset pada nilai buku kotor (gross book value)
  • Gedung-gedung dan peralatan sewaan (kecuali truk sewaan) termasuk kedalam aktiva pada nilai sewa guna usaha yang dikapitalisasi.
  • Rata-rata persediaan dalam unit diperhitungkan.
  • Saldo rata-rata piutang untuk periode itu termasuk dalam dasar aktiva (kas tidak dimasukkan dalam asset distrik;jumlahnya diragukan)
  • Sebagai ketentuan umum utang usaha tidak mengurangi dasar aktiva

E.   Evaluasi Kinerja Ekonomi Suatu Entitas
Pembahasan sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para manajer unit usaha. Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa tahun.
Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha ekonimi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain.
Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Laporan tersebut menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang terbatas – yaitu, menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak banyak memberikan kontribusi kepada profitabilitas total perusahaan.
Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu.
Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depna dan mendiskusikan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima, atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang. Meskipun estimasi-estimasi tersebut pada umumnya berupa estimasi yang kasar, namun tetap memberikan cara yang berbeda dalam melihat unit usaha, dibandingkan dengan apa yang ada pada laporan-laporan kinerja.

1 komentar:

  1. In this fashion my pal Wesley Virgin's autobiography launches in this SHOCKING AND CONTROVERSIAL VIDEO.

    You see, Wesley was in the army-and soon after leaving-he revealed hidden, "mind control" tactics that the CIA and others used to obtain everything they want.

    These are the same secrets many celebrities (especially those who "became famous out of nowhere") and elite business people used to become rich and famous.

    You probably know how you utilize only 10% of your brain.

    That's really because most of your brainpower is UNCONSCIOUS.

    Maybe that thought has even taken place INSIDE your very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain around seven years ago, while driving a non-registered, beat-up bucket of a car without a driver's license and with $3.20 in his bank account.

    "I'm so fed up with going through life paycheck to paycheck! When will I finally succeed?"

    You took part in those types of questions, isn't it right?

    Your own success story is waiting to happen. Go and take a leap of faith in YOURSELF.

    Watch Wesley Virgin's Video Now!

    BalasHapus