Esai
adalah sebuah karangan yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya (KBBI 2008, edisi ke-4). Sepintas lalu bukan
berarti asal-asalan, melainkan menunjukkan yang terpenting adalah bahwa
pendapat kita mendapat dukungan data, fakta, atau argumentasi yang cukup. Esai
dapat dipakai untuk memberikan opini mengenai hal-hal yang terjadi di sekitar
kita, menanggapi sebuah berita atau tontonan, mengomentari pementasan, festival,
atau pameran, dll.
Bahasa
dalam Sebuah Esai
Bahasa
dalam sebuah esai bersifat subjektif. Artinya, penulis bermaksud mengatakan
bahwa apa yang ditulis itu adalah pendapat penulis tanpa harus
mengatakan, “Pendapat saya,” atau “Menurut saya.”
Bahasa
dalam sebuah esai juga sangat khas. Cara menyampaikan pendapat satu orang
dengan yang lainnya berbeda-beda sesuai dengan gayanya masing-masing. Misalnya,
memakai cerita untuk menggambarkan permasalahan atau perasaan hatinya atau
memakai angka statistik untuk menunjukkan sesuatu. Kita dapat pula mengatakan
sesuatu dengan memakai penilaian individu misalnya, “Terlalu banyak siswa yang
membolos hari ini,” dan tidak perlu berkata, “Ada empat puluh tiga siswa yang
membolos hari ini.” Kalimat pertama sudah langsung menunjukkan pendapat kita.
Hal seperti itu dapat diterima sebagai sebuah kalimat pendapat dalam sebuah
esai. Contoh lain, “Pementasan itu indah sekali, cahaya lampu warna-warni
sungguh dapat menggambarkan suasana gundah sang tokoh.” Dalam deskripsi teresebut
tidak perlu dijelaskan berapa jumlah lampu, apa saja warna lampunya, atau
berapa daya listrik yang dibutuhkan. Penulis hanya ingin berpendapat bahwa hal
itu indah dan menggambarkan suasana hati tokoh dalam pementasan teater.
Hal-hal
Yang Perlu Ada
Hal
yang harus ada tentu saja adalah pendapat pribadi kita terhadap suatu hal.
Pendapat dapat berupa penilaian atau evaluasi atas sesuatu. Sebagai contoh,
kita baru saja membaca sebuah puisi lalu diminta memberikan pendapat pribadi
kita, maka kita dapat menilai puisi itu sangat bagus karena memuat isu
kemanusiaan.
Hal
lainnya adalah alasan, bukti, atau data yang mendukung. Jika sedang menilai
puisi, maka kita perlu untuk mengutip, bagian mana yang memuat isu kemanusiaan
itu? Jika kita menilai sebuah film, “Film itu bagus,” maka sebaiknya disertai
dengan menunjukkan bagian mana atau apa yang membuat film itu bagus,
“Animasinya luar biasa, hutan-hutan ciptaan itu seperti nyata dan belum pernah
dilihat di film-film sebelumnya,” misalnya.
Struktur
Karangan
Kerangka
karangan untuk sebuah esai tidaklah baku. Esai dapat ditulis dengan berbagai
cara dan gaya sesuai selera penulisnya. Namun, perlu bagi kita untuk membuat
orang lain mudah memahami apa yang kita maksudkan dengan cara membuatnya
memiliki struktur yang jelas.
Sebagai
contoh, kita akan membuat esai setelah membaca sebuah berita di koran tentang
penebangan hutan secara liar yang luar biasa banyaknya dan kerugian ekologi
maupun material pun sedemikian besarnya. Untuk membuat esai semacam itu,
berikut ini adalah contoh kerangka karangannya.
Bagian
I: Uraikan masalahnya. Apa masalah utama atau masalah paling penting yang
muncul dalam berita tersebut? Kita dapat menjelaskan dalam kalimat pernyataan
atau deskriptif. Namun, kita dapat pula bercerita (memakai kalimat naratif)
agar permasalahan menjadi semakin jelas. Setelah itu, kita dapat menulis
pendapat kita dalam satu kalimat yang mudah dimengerti oleh orang lain untuk
menutup bagian pertama.
Bagian
II: Dukunglah pendapat itu dengan data dari bacaan, cerita (ilustrasi), atau
dari film, dll. (Dapat pula dari hasil wawancara, acara TV, dsb.) Bandingkanlah
peristiwa, data, atau cerita itu dengan hal lain yang kita ketahui sama atau
bertentangan dengan yang kita baca. Jika kita dapat menemukan pendapat yang
sama atau berlawanan dengan pendapat kita, misalnya dari internet, buku, atau
koran, hal itu akan memperkaya esai kita. Bahkan, kita dapat pula mengutip
dongeng, cerita rakyat, legenda, lirik lagu, dsb. untuk memperkaya esai kita.
Bagian
III: Tutuplah esai dengan satu pernyataan yang menguatkan pendapat Anda di
paragraf pertama. Tambahkan kutipan, kata-kata bijak, atau peribahasa yang
cocok. Anda dapat pula mengakhiri dengan suatu pertanyaan retorik atau
pertanyaan untuk direnungkan atau dipikirkan lebih lanjut oleh pembaca.
Demikianlah
struktur yang disarankan. Marilah kita mencoba membuat sebuah esai dan jangan
takut berbuat salah. Satu tips yang harap jangan dilupakan adalah jangan puas
dengan tulisan kita. Setelah selesai menulis, sebaiknya kita merevisi lagi yang
sudah kita buat.
Selamat
mencoba.
makasih om atas postnya, sangat membantu buat bikin tugas
BalasHapus